Banyak Pria ‘Ditangkap’ Paksa di Jalanan Rusia, Bakal Direkrut Jadi Tentara Perang Melawan Ukraina

warta-online.com/ – Tak hanya melakukan mobilisasi parsial, Rusia kini diketahui merekrut paksa pria-pria dari jalanan sebagai tenaga perang.

Dimulai dari Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi pertama negara itu sejak Perang Dunia II, draf makalah pun dikirim ke orang-orang Rusia di seluruh negeri.

Kebijakan ini dilaporkan memicu reaksi penolakan dari banyak orang Rusia , sehingga mereka berbondong-bondong mencari cara untuk meninggalkan negara itu.

Warga Rusia yang kabur juga diakibatkan oleh kabar bahwa tentara wajib militer akan dikirim langsung ke garis depan di Ukraina tanpa melalui pelatihan.

Kini perekrut tentara bersenjata udah mulai mencari tenaga perang dari pintu ke pintu untuk mencari laki-laki untuk dimobilisasi.

Rusia bahkan diketahui menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk menangkap para penghindar.

Di Moskow, polisi juga menyetop para pria dari luar pintu masuk stasiun metro, serta memeriksa dokumen mereka dan menyerahkan pengumuman wajib untuk pendaftaran militer.

Stasiun tersebut di antaranya Alekseevskaya, Novokosino, Maryina Roshcha, dan lain-lain.

Menurut sebuah sumber, penangkapan paksa tersebut diketahui dilakukan di Moskow dan St. Petersburg meskipun Vladimir Putin sudah mengumumkan bahwa panggilan militer akan segera berakhir.

“Tidak ada tambahan yang direncanakan. Tidak ada proposal yang diterima dari Kementerian Pertahanan dan saya tidak melihat kebutuhan tambahan di masa mendatang,” kata Vladimir Putin .

Dalam video yang beredar di media sosial, pria-pria yang masuk usia mobilisasi berkumpul di pintu masuk kompleks perumahan Taman Polyustrovo di St. Petersburg serta ikut menjalani panggilan.

Pihak kepolisian Rusia tampak menyetop dan memberhentikan beberapa pria di luar pintu masuk stasiun metro, serta memeriksa dokumen mereka dan menyerahkan pemberitahuan pendaftaran militer.

Panggilan juga dikirim dalam jumlah besar-besaran di stasiun kereta bawah tanah di Moskow, menurut laporan.

Penangkapan guna wajib militer membantah jaminan Rusia bahwa gelombang pertama mobilisasi telah berakhir, dan menyatakan bahwa gelombang kedua belum dimulai.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://warta-online.com/ adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://warta-online.com/ tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”